Bulan kmrn, sy ditawari sebuah rumah yg sangat bagus dan besar dg
harga yg cukup menarik. Bangunannya baru, sejuk dan tinggi. Lantainya
granit asli. Halamannya juga sangat luas. Lokasinya sangat strategis. Sy
senang melihat rumah itu. Bahkan beberapa kali sy lewat dan berhenti
utk sekedar melihat rumah itu.
Tp sy Ragu apakah sy mampu dan pantas. Apakah usaha sy akan terus
berjalan baik. Dan sedikit banyak cash flow akan berkurang sekian belas
milyar. Istri jg tdk terlalu senang dg rumah itu. Dia lebih memilih
uangnya tetap berkembang. Pdhal sy yakin, sy msh bs menjualnya kembali
dg keuntungan beberapa milyar.
Sampai akhirnya, td siang sy mendapat kabar buruk, rumah itu sudah laku!
Dgn harga yg lbh murah. Ada rasa penyesalan dan kecewa. Tp sy menghibur
diri dg berkata “Mungkin ini yg terbaik buat sy”, “Mungkin bukan rejeki
saya”. Namun sesungguhnya ini adalah Jawaban atas keraguan sy. Jawaban
atas keinginan yg setengah hati. Dan Jawaban atas “kepantasan” utk
mendapat rejeki dari Nya.
Bagaimana mungkin Dia mengabulkan keinginan kita, apabila kita sendiri
tdk sepenuh hati menginginkan utk mendapatkannya.
Bagaimana mungkin Dia mengabulkan keinginan kita, apabila kita sendiri
tdk yakin Dia akan mengabulkan keinginan kita.
Bagaimana mungkin Dia mengabulkan keinginan kita, apabila kita sendiri
tdk memiliki “kepantasan” utk mendapatkan rejeki dari Nya.
Happy week end… My Friends…
.
*cerita ini hanya utk motivasi belaka